:)  

Posted by t.e.a

Mungkin memang sudah bawaan Saya suka senyum-senyum sendiri, bahkan tak jarang Saya harus berusaha keras untuk menahannya agar tak pecah menjadi tawa. Eits, Saya begitu karena ada alasannya, lho. I'm still normal!

Kadang, di kesendirian Saya, saat-saat Saya tidak melakukan sesuatu, selalu saja terlintas hal-hal atau kejadian-kejadian (yang menurut Saya) lucu yang pernah Saya alami sendiri atau yang pernah Saya lihat.

Saya sedang duduk-duduk santai di teras rumah, sambil menikmati udara sore yang sejuk sehabis hujan, ketika Saya tiba-tiba teringat dengan kejadian yang selalu berhasil mengundang tawa Saya. Sebelumnya, maaf ya bagi yang kurang berkenan :)

Hari itu, jam dinding di kantor Saya menunjukan kira-kira pukul tiga sore. Saya melihat waiting list melalui layar komputer Saya, dan di sana menunjukkan angka 2. Means, ada dua orang menunggu.

Dua orang... ntar dulu, lah... Batin Saya sambil mengambil beberapa berkas yang akan Saya eksekusi sebelum narik antrian berikutnya. Setelah mengeksekusi, kira-kira, tiga kasus changed card, Saya akhirnya menekan tombol Next untuk memanggil customer.

Dan... menaiki tangga... sepasang muda-mudi berseragam putih abu-abu...

S= Saya
A= Female ABG
B= Male ABG

S : Selamat sore, ada yang bisa Saya bantu?"

A : Met sore, Mba. Gini, Mba, hand phone Saya kan ilang sama kartu-kartunya, bisa gak, Mba Saya dapetin nomor Saya lagi?

S : Bisa. Nomor hand phone nya berapa?

A : 0856xxxxxxx

S : Atas nama siapa?

A : A, Mba

S : Bisa pinjam KTP nya?

A : Bisa, Mba (sambil membuka dompet dan mengeluarkan kartu tanda pengenalnya)

S : Mohon tunggu sebentar ya, Mba (Saya menyamakan data-data yang ada di KTP dengan data-data yang terpampang di salah satu aplikasi, di layar komputer)

Data Ok!

Saya beranjak dari tempat duduk Saya dan berjalan ke arah lemari tempat stock sim card berada. Setelah Saya periksa, ternyata sim card dengan HLR yang dimaksud itu sedang kosong. Saya kembali ke tempat duduk Saya.

S : Mba, maaf sekali karena persediaan sim card untuk nomor yang dimaksud sedang kosong.

A : (Menunjukkan mimik wajah kecewa sambil sekilas menatap wajah teman laki-lakinya) Terus gimana, dong, Mba?

S : Mba bisa masuk ke daftar tunggu. Nanti kalau kartunya sudah ada, Mba akan kami hubungi.

A : Owh, gitu... gak apa-apa deh.

S : Kalau begitu, Mba silakan tanda tangan dan mencantumkan nomor telepon yang bisa kami hubungi.

Hening sejenak. A sedang menandatangani formulir sedangkan Saya, sembari menunggu A selesai, men-check status penggantian sim card yang telah Saya eksekusi.

B : Mba...

Tiba-tiba saja suara bariton memecah keheningan yang sesaat tadi tercipta. Saya (begitu pun A yang tampaknya sudah selesai mengisi formulir) menoleh ke arah B yang sedari tadi tidak berbicara sepatah kata pun.

S : Ya?

B : Gimana kalau begini saja. Nanti, kalau kartu nya udah ada, Mba hubungi kami.



*faint*

This entry was posted on 1:59 PM . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Subscribe to: Post Comments (Atom) .

0 comments